Gemar Membaca Mencerminkan Masyarakat Modern

Bantul (05/11/2020) jogjaprov.go.id – Sekda DIY, Drs. R. Kadarmanta Baskara Aji mengungkapkan bahwa orang-orang masa kini menganggap kebudayaan membaca tidaklah terlalu penting dan urgent untuk dibahas, padahal kebudayaan membaca merupakan adab.  

Hal ini disampaikan pada saat membuka acara Focus Group Discussion (FGD) dukungan kegiatan duta baca DIY tahun 2020, dengan tema “Memberdayakan Budaya Baca untuk Meningkatkan Kesejahteraan”, di Grahatama Pustaka, JL. Janti, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta, Kamis (05/11). Menurut Aji, masyarakat Indonesia, termasuk di Yogyakarta, menganggap kegiatan membaca tidak terlalu penting, apalagi membaca buku di era digital saat ini dimana orang-orang dapat mencari informasi apapun melalui internet.

Tanggung jawab dan tugas yang harus dilakukan bersama untuk membawa dan membiasakan masyarakat Yogyakarta agar gemar membaca, menurut Aji, ada dua hal yang dapat dilakukan. Pertama adalah memberikan layanan seperti tempat-tempat baca dan jenis-jenis buku bacaan, sementara yang kedua adalah membuat masyarakat Yogyakarta butuh untuk membaca.

“Jika disamakan dengan peradaban, dapat dikatakan bahwa masyarakat modern adalah masyarakat yang telah memasuki tahap butuh untuk membaca. Meskipun mengubah peradaban juga bukanlah sesuatu yang mudah, dengan kesabaran dan cara-cara serta contoh yang baik, diharapkan perlahan dapat pengubah peradaban,” ungkap Aji.

Aji juga mengatakan bahwa pada saat Yogyakarta melakukan tes visa dan dilakukan penilaian secara terpisah dengan Indonesia, Yogyakarta menempati peringkat ke tiga dalam penilaian literasi di seluruh Asia Tenggara untuk anak usia 15-16 tahun.

Dalam acara ini, Sekda DIY mengemukakan paparannya yang mengusung tema mengenai strategi kebijakan pengembangan literasi DIY. Aji mengatakan bahwa dalam FGD kali ini, ide, pemikiran, atau padangan yang akan didiskusikan, dapat menjadi masukan untuk kedepannya dalam menyempurnakan strategi kebijakan yang telah ada sebelumnya.

Minat baca masyarakat perdesaan lebih tinggi daripada perkotaan, namun akses yang dimiliki masyarakat perdesaan untuk membaca sangat minim. Salah satu cara untuk menyamaratakan akses di perkotaan maupun di perdesaan adalah dengan teknologi informasi. Masyarakat di perdesaan dapat menggunakan teknologi informasi untuk mengakses buku elektronik atau informasi-informasi yang ada di internet.

Untuk memenuhi ketersediaan akses internet yang ada di perdesaan, Pemda DIY telah melakukan pemasangan jaringan internet untuk 49 daerah yang masih blackspot atau daerah yang belum terakses internet.

Turut hadir pada acara Focus Group Discussion (FGD) ini, Kepala Bappeda DIY Dra Beny Suharsono, M.SI., Kepala BPAD DIY Drs. Monika Nur Lastiyani, MM, Duta Baca DIY Ferry Anggara, serta tamu undangan lainnya. (sa)

HUMAS DIY 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *