Pentingnya Peran Lingkungan Bagi Kesehatan Mental Disabilitas

Yogyakarta (11/11/2020) jogjaprov.go.id – Pentingnya peran lingkungan sangat besar dalam menumbuhkan kesehatan mental para penyandang disabilitas. Lingkungan sekitar yang baik dapat menjadi faktor penentu keberhasilan dalam pertumbuhan kesehatan mental, karena dapat memfasilitasi penyandang disabilitas untuk berbaur dan bermasyarakat.

Hal ini disampaikan Penasehat Dharma Wanita Persatuan (DWP) DIY, GKBRAy A. Paku Alam (Gusti Putri) dalam acara lokakarya kedua di Yogyakarta yang bertemakan ‘Peran Lingkungan Dalam Mendukung Kesehatan Mental’ di Gedhong Pracimasana, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Senin (09/11). Kegiatan yang berkolaborasi dengan Staf Khusus Presiden ini digelar untuk memperingati Hari Disabilitas Internasional 2020.

Gusti Putri pada sambutannya turut mengapresiasi lokakarya tersebut. “Lokakarya ini memiliki tema yang bagus dan selaras dengan kondisi saat ini, dimana kita masih memerlukan langkah komprehensif untuk membangun kesadaran komunal dalam mewujudkan lingkungan yang kondusif bagi para penyandang disabilitas,” ungkap beliau.

Sementara itu, Staf Khusus Presiden, Angkie Yudistia dalam keynote speech yang diutarakan menyampaikan bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 70 tahun 2019 tentang perencanaan, penyelengaraan, dan evaluasi terhadap penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak penyandang disabilitas, terdapat tujuh rencana induk penyandang disabilitas. Salah satunya adalah sasaran strategis terwujudnya akses pemerataan layanan kesehatan bagi penyandang disabilitas.

“Lokasi lokakarya rangkaian Hari Disabilitas tahun ini dilaksanakan di Yogyakarta, dengan pertimbangan bahwa banyak indikator Yogyakarta adalah kota yang ramah terhadap penyandang disabilitas,” ujar Angkie.

Lokakarya ini juga bertujuan untuk meningkatkan semangat inklusitasi dalam menjalankan program-program yang akan terwujud. Serta dapat berorientasi pada penghormatan dan pemenuhan hak penyandang disabilitas yang berdampak pada peningkatan produktifitas penyandang disabilitas.

“Hari Disabilitas Internasional pada 3 Desember 2020 ini, akan mengusung tema Not All Disabilities Visible. Tema ini menyiratkan pesan bahwa tidak semua ragam disabilitas dapat disadari dan diketahui masyarakat umum, sehingga inklusitasi belum terwujud secara merata dan global,” ungkap Angkie.

Angkie juga mengatakan bahwa menurut laporan WHO, terdapat 45juta jiwa penyandang disabilitas yang hidup dengan mental yang tidak sehat. Kelompok ini tidak mencari bantuan medis profesional karana masih banyaknya stigma diskriminasi dan penolakan terhadap penyandang disabilitas. Oleh karenanya, menjadi penting bahwa pemahaman semua ragam disabilitas harus dapat diakomodasi. Semua pihak harus bisa menyadari keberadaan penyandang disabilitas yang secara fisik terlihat ataupun tidak.

Angike berharap lokakarya ini dapat menjadi ruang diskusi mulai dari organisasi-organisasi, masyarakat sipil, insitusi, akademi, serta sektor swasta, agar terjalin kolaborasi dengan teman-teman penyandang disabilitas. Sehingga, akan tercipta kegiatan dan aksi nyata yang manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh seluruh penyandang disabilitas. “Mari kita bersama wujudkan Indonesia maju, Indonesia inklusif,” tutup Angkie Yudistia.

Dalam acara ini turut hadir Ketua DWP DIY, Sri Endah Pujiati K. Baskara Aji, Wakil Ketua Karang Taruna DIY, Budi Hermawan. Agenda ini turut diisi dengan diskusi bersama narasumber yakni Founder Katahati Institute Erbe Sentanu; Ketua DWP UIN Yogyakarta Ro’fah, Psikolog UGM Indria Laksmi Gamayanti; serta Penyandang Disabilitas Mental, Desty. (sa)

HUMAS DIY

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *