Mandala Bhakti Wanitatama Jadi Pusat Budaya

Yogyakarta (09/11/2020) jogjaprov.go.id – Gedung Mandala Bhakti Wanitatama Yogyakarta ke depannya akan dikembangkan menjadi pusat budaya dan sejarah peradaban wanita Indonesia. Gedung yang kini dikelola oleh Yayasan Hari Ibu ini memang merupakan gedung bersejarah tentang pergerakan wanita Indonesia sejak tahun 1928.

Pengembangan Gedung Mandala Bhakti Wanitatama Yogyakarta sebagai pusat budaya dan sejarah peradaban wanita Indonesia ini merupakan saran dari Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X saat bertemu dengan Ketua Kongres Wanita Indonesia, Marlinda Irwanti dan Ketua Yayasan Hari Ibu, Wiendu Nuryanti pada Senin (09/11).

Dalam pertemuan yang diselenggarakan di Gedhong Wilis, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta ini, Marlinda dan Wiendu juga memperkenalkan kepengurusan baru di Yayasan Hari Ibu. “Hari ini kami datang bersilaturahmi dalam rangka memperkenalkan kepengurusan baru Yayasan Hari Ibu. Ketuanya sekarang Prof. Wiendu dan saya sebagai Wakil Ketua Pembina Yayasan Hari Ibu,” ungkap Marlinda.

Usai pertemuan, Marlinda mengungkapkan, Kongres Wanita Indonesia (Kowani) memiliki lima yayasan, tiga yayasan berada di Jakarta dan dua berada di Yogyakarta. Dua yayasan yang berada di Yogyakarta ialah Yayasan Hari Ibu dan Yayasan Seri Derma.

“Tentu kami berkeinginan dua yayasan yang ada di Yogyakarta ini bisa lebih dikembangkan dengan baik, terutama agar bermanfaat untuk masyarakat Yogyakarta dan untuk wanita Indonesia,” imbuhnya.

Diungkapkan Marlinda, pihaknya ingin agar milenial bisa lebih mengenal dan memahami sejarah Hari Ibu yang dirayakan setiap 22 Desember. Pada dasarnya, hari itu bukan sekedar mother’s day,tapi sejarah pergerakan perempuan Indonesia yang diawali di Yogyakarta.

“Gedung Mandala Bhakti Wanitatama Yogyakarta punya sejarah luar biasa terhadap perjalanan peradaban wanita Indonesia. Karena itu, Sultan berkeinginan agar gedung ini bisa jadi pusat budaya. Selain itu, area gedung ini juga akan dikembangkan menjadi tempat display produk UMKM Yogyakarta,” imbuhnya.

Wiendu pun menambahkan, perlu diingat kembali bahwasannya pusat pergerakan wanita di Indonesia lahir di Yogyakarta. Karena itu, Gedung Mandala Bhakti Wanitatama Yogyakarta bisa menjadi rumah budaya.

“Kami akan bekerja sama dengan Pemerintah Daerah DIY untuk mengembangkan Yayasan Hari Ibu dan Yayasan Seri Derma. Sultan pun berharap pengembangan kedua yayasan bisa menjadi aset bagi masyarakat Jogja khususnya, dan sejarah perempuan Indonesia,” imbuhnya. (Rt)

HUMAS DIY

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *